Ceremonial Textile (Ulos Ragidup), late 19th–early 20th century
Toba Batak people, Sumatra, Indonesia
Cotton; L. 42 1/2 in. (108 cm)
Gift of Ernest Erickson Foundation Inc., 1988 (1988.104.25)
Bahan tekstil mahakeramat orang Batak Sumatra utara ragidup ,yang artinya secara harafiah berarti “pola hidup.”
Baik selama maupun di luar kehidupan seorang individu, ragidup memainkan peranan penting.
Barangkali yang paling kritis terjadi kalau seorang wanita hamil dengan anak pertamanya.
Pada waktu ini, orang-tuanya biasanya memberikan dia ulos ragidup, atau
ulos ni tondi atau “kain jiwa,” yang ,e,iliki kekuatan luar biasa untuk
melindungi dia dan keluarganya seumur hidupnya.
Selama upacara, seorang spesialis dipanggil di atas untuk “membaca”
kain, yang pola kompleksnya dikira meramalkan masa depan wanita.
Ragidup adalah juga elemen esensial di upacara perkawinan Batak, di
mana dibelitkan pada ibu pengantin laki-laki oleh bapak pengantin
wanita sebagai hadiah seremonial.
Di kematian, ragidup menyelimuti almarhum dan itu berlangsung dar tahun
ke tahun, tulangnya di bungkus dan dimasukkan dlm kuburan sbagai acara
ritual
Architectural Ornament, late 19th–early 20th century
Toba Batak people, Sumatra, Indonesia
Wood, paint; H. 13 1/2 in. (34.3 cm)
Gift of Fred and Rita Richman, 1988 (1988.143.68)
Di antara orang Batak Toba Sumatra utara, dgn rumah-rumah komunalnya ,
dan di beberapa areal yh masih ada, yang kaya dengan ukiran arsitektur
yang berwarna merah, putih, dan hitam.
Ukiran yang bertunas bentuk geometris yang ditaburkan merupakan lambang
yg dipakai kepala atau bilangan makhluk sejati atau luar biasa, yang
diukir di putaran.
Walaupun akhirnya rumah dihiasi dengan tampilan singa (makhluk
kombinasi yang menggambarkan wali gaib), pihak rumah sering diberi
tanda jasa dengan kepala kuda, yang juga menjabat sebagai pelindung
gaib.
Dalam keyakinan orang Batak Toba, nenek moyang yakin bahwa kuda dikira mempunyai kemampuan untuk memajukan individu.
Di atas tanah, mereka menjabat sebagai tanda kebesaran, sehingga hanya anggota kaya elite bisa memiliki mereka.
Container for Magical Substances (Perminangken [?]), 19th–early 20th century
Toba Batak people, Sumatra, Indonesia
Wood, Chinese trade ceramic; H. 13 1/2 in. (34.3 cm)
Gift of Fred and Rita Richman, 1988 (1988.124.2a,b)
Dulu, wadah untuk bahan gaip membentuk bagian pusat perlengkapan ritual
spesialis yang dipercaya oleh orang batak toba pd umumnya (datu).
Sering sekali terjadi, dimana bejana keramik impor yang tertutup atau
disumbat dengan kayu yang berukiran di daerah setempat, wadah seperti
itu terutama dipergunakan untuk bertanam pukpuk, bahan gaib yang sangat
kuat biasanya mendapat dari seorang korban pengasih yang dibunuh secara
ritual.
Pukpuk dipergunakan untuk memeriahkan benda keramat, seperti tongkat
ritual atau bilangan manusia, lewat dipakai ke yang permukaan atau
dimasukkan ke dalam lubang di benda yang nanti dipropagandakan untuk
menyegel kekuasaan dalam.
Sumbat wadah ini menggambarkan seorang penunggang yang menunggangi seekor binatang gaib dikenal sebagai singa.
Sering menggabungkan roman kuda, ular, kerbau, predator bangsa kucing
besar, dan binatang lain, singa adalah makhluk kombinasi yang luar
biasa yang menjabat sebagai pelindung gaib dan dihubungkan dengan kaum
ningrat.
Sumber: www.metmuseum.org
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar