Rabu, 21 April 2010

Sejarah Batak

1610 M
Sultan Ibrahimsyah Pasaribu, pendiri kembali Dinasti Hatorusan (Pasaribu), wafat dalam serbuan pasukan Aceh, kepalanya dipancung dan oleh itu dia dikenal dengan nama Sultan Tuanku Badan. Perang tersebut dimulai tahun 785 H. Ibrahimsyah Pasaribu adalah keturunan Raja Uti, putra Guru Tatea Bulan, pendiri kerajaan Hatorusan yang berpusat di Singkel dan Barus.
Dinasti Pasaribu, Tengku Barus Hilir:
1. Sultan Ibrahimsyah Pasaribu (gelar Raja Hatorusan). Wafat 1610 Masehi.
2. Sultan Yusuf Pasaribu
3. Sultan Adil Pasaribu
4. Tuanku Sultan Pasaribu
5. Sultan Raja Kecil Pasaribu
6. Sultan Emas Pasaribu
7. Sultan Kesyari Pasaribu
8. Sultan Main Alam Pasaribu
9. Sultan Perhimpunan Pasaribu
10. Sultan Marah Laut bin Sultan Main Alam Pasaribu pada tahun 1289 Rabiul Akhir atau pada tanggl 17 Juni 1872 M, menuliskan kembali Sejarah Tuanku Badan (Tambo Barus Hilir) yang menceritakan silsilah kerajaan Hatorusan di Barus, dari sebuah naskah tua peninggalan leluhurnya yang hampir lapuk.

1627-1667 M
Masa Pemerintahan Sisingamangaraja IV, dengan nama Tuan Sorimangaraja.

1630 M
Murid Hamzah Fansuri bernama Syamsuddin al-Sumatrani kemudian merantau ke Aceh dan menjadi penasihat politik dan agama di Pasai bagi Sultan Iskandar Muda. Dia wafat tahun 1630 M. Dia satu angkatan dengan Abdulrauf Fansuri, tokoh lain inteletual Batak.

1641 M
Belanda tercatat pertama kali masuk di Deli, Medan, tahun 1641, ketika sebuah kapal yang dipimpin Arent Patter merapat untuk mengambil budak.

1644-1699 M
Pada tahun 1050 H/1644 M, Belanda datang ke pantai barat Sumatera dan meminta ijin untuk bermukim dan mendirikan koloni perdagangan di Barus. Ijin tinggal kepada orang Belanda diberikan pada tahun 1668 . Belanda, akhirnya, mengadu domba dualitas kesultanan Barus (Hulu dan Hilir) yang berujung kepada penjajahan tanah air Barus, tanah Batak pesisir di bagian Barat Sumatera di abad ke-19.

1667-1730 M
Masa pemerintahan Sisingamangaraja V dengan nama asli Raja Pallongos.

1730-1751 M
Masa pemerintahan Sisingamangaraja VI dengan nama Raja Pangolbuk.

1736-1740 M
Penduduk Barus, khususnya Sorkam dan Korlang, mengusir VOC, perusahaan Belanda yang banyak meresahkan (monopoli) perekonomian setempat. Mereka dipimpin oleh Raja Simorang dari Tapanuli dan Raja Bukit.

1751-1771 M
Masa pemerintahan Sisingamangaraja VII, Ompu Tuan Lumbut.

1771-1788 M
Masa Pemerintahan Sisingamangaraja VIII, Ompu Sotaronggal, gelar Raja Bukit

1788-1819 M
Masa pemerintahan Sisingamangaraja IX, Ompu Sohalompoan, Gelar Datu Muara Labu. Diduga ada permasalahan politik sehingga baru pada tahun 1819 adanya suksesi kepada Sisingamangaraja X.

1790 M
Haji Hassan Nasution dengan gelar Qadhi Malikul Adil menjadi orang Batak pertama yang naik haji di Mekkah.

1809-1900 M
Kebangkitan Ulama lokal dalam perkembangan keagamaan di Tanah Batak Selatan. Abdul Fatah dari Pagaran Siantar dan Syeikh Abdul Syukur menjadi dua tokoh intelektual lokal. Mereka dikenal dengan keahlian mereka dalam Tarekat, Khalwah dan Suluk. Disiplin imu mereka dikenal dengan nama “Mazhab Natal” karena mereka mengajar di Natal, tepatnya Huta Siantar. Mazhab Natal ini banyak dipengaruhi oleh ajaran Mazhab Maliki, yang dibawa Tuan Syekh Maghribi (Maulana Malik Ibrahim) dengan dukungan adat yang dipengaruhi oleh faham syiah.

1812 M
Muhammad Faqih Amiruddin Sinambela, menjadi orang pertama dari lingkungan kerajaan Dinasti Sisingamangaraja yang menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Informasi ini didapat dari sebuah catatan keluarga, bertuliskan Arab, komunitas Marga Sinambela keturunan Sisingamangaraja di Singkil. (Tuanku Rao; Ompu Parlindungan).

1816 M
Elemen mata-mata Belanda mulai menyusup ke Tanah Batak dengan misi; memetakan daerah serta kekuatan dan menentukan titik-titik penembakan artileri di pusat-pusat kekuasaan tanah Batak.
Jenderal Muhammad Fakih Amiruddin Sinambela, Gelar Tuanku Rao, Panglima Paderi, meluaskan pengaruhnya di Tanah Batak Selatan.

1816-1833 M
Islam berkembang pesat di Mandailing dengan pembangunan universitas, pusat-pusat perdagangan dan kebudayaan Islam.

1819-1841 M
Masa pemerintahan Sisingamangarah X, Aman Julangga, Gelar Ompu Tuan Na Bolon. Setahun sebelum diangkat, dia berseteru dengan keponakannya, Fakih Sinambela, yang justru merupakan keponakan kesayangannya.

1818 M
Panglima Fakih Sinambela berseteru dengan pamannya Sisingamangaraja X, Raja Dinasti Sisingamangaraja di daerah Batak Utara.
Orang-orang Batak yang miskin dan putus asa dengan penyakit kolera dimanipulasi Belanda sebagai kekuatan anti-otoritas SM Raja. Beberapa kerajaan-kerajaan huta dihadiahi dengan pengakuan sehingga mejadi raja-raja boneka yang membangkang. Kredibilitas kedaulatan Sisingamangaraja di akar rumput menipis, dikempesi orang-orang Eropa.
Untuk kesekian kalianya epidemik penyakit menular menjangkiti penduduk. Elemen Eropa dan Belanda di pantai Timur Sumatera memanfaatkan situasi.

1818-1820 M
Perseteruan Sisingamagaraja X dan Fakih Sinambela memuncak. Pasukan Fakih Sinambela dengan komando Jatengger Siregar berhadapan dengan pasukan Sisingamangaraja X di Bakkara setelah buntu dalam perundingan.
Markas Pusat di Siborong-borong dengan komando Panglima Fakih Sinambela memerintahkan pasukannya di Bakkara untuk menguburkan pamannya S.M Raja X di pemakaman kerajaan dengan pasukan kehormatan dan melindungi keturunannya.
Fakih Sinambela menolak tawaran pamannya menjadi Sultan di Tanah Batak. Mereka mundur ke Selatan. Yang Mulia Sisingamangaraja XI naik tahta.

1820 M
Pembantu Fakih Sinambela, Tuanku Mansur Marpaung mendirikan Kesultanan Asahan di pantai Timur Sumatera. Kesultanan ini masih berdiri hingga tahun 1947. Anak-anak mereka yang dikenal adalah Tuanku Sri Sultan Saibun Marpaung dan juga Dr. Mansur Marpaung, wali negara NST. Salah satu bawahan Mansur Marpaung adalah Zulkarnain Aritonang, pahlawan dalam perang Tanggabatu pada tahun 1818 mendirikan Kerajaan Merbau. Keturunannya menjadi Raja-raja Merbau, Sumatera Timur hingga tahun 1947.

1821 M
Belanda yang tahu bahwa daerah pesisir Sumatera Barat seperti Pariaman, Tiku, Air Bangis adalah daerah strategis yang telah dikuasai kaum Padri, maka Belanda telah membagi pasukan untuk merebut daerah-daerah tersebut. Dalam menghadapi serangan Belanda ini, maka terpaksa kaum Padri yang berada di Tapanuli Selatan di bawah pimpinan Fakih Sinambela(Tuanku Rao) dan Tuanku Tambusi dikirim untuk menghadapinya. Pertempuran sengit terjadi dan pada tahun 1821 Fakih Sinambela gugur sebagai syuhada di Air Bangis. Perlawanan pasukan Padri melawan pasu kan Belanda diteruskan dengan pimpinan Tuanku Tambusi.

1823 M
Thomas Stamford Raffles, Jenderal Inggris, tertarik untuk mengadu domba kerajaan-kerajaan di Sumatera. Idenya; Aceh yang Islam dan Minagkabau dipisah dengan Komunitas Batak Kristen. Tanah Batak harus, menurut istilah Ompu Parlindungan, “dikristenkan”; diterima atau tidak.
Kebijakan ini ditiru oleh Raffles dari Lord Moira, Gubernur Jenderal Inggris di Kalkutta yang berhasil melemahkan Kerajaan “Dehli” Islam di India; Burma yang Budha serta Thailand yang Budha harus dipisah dengan bangsa Karen yang Kristen. (Aljunied:2004)
Untuk itu, pihak Inggris mengirimkan tim-tim pendeta kerajaan ke lokasi tersebut. Di Tapanuli saja ada diutus beberapa orang, sbb;
1. Pendeta Burton yang bertugas menguasai bahasa Batak dan menerjemahkan Bibel ke Bahasa Batak, bertindak sebagai pemimpin misi.
2. Pendeta Ward, seorang dokter yang meneliti pengaruh penyakit menular, epidemik yang menjangkiti penduduk Batak.
3. Pendeta Evans, bertugas mendirikan sekolah-sekolah pro-Eropa.
Ketiganya merupakan tim ekspedisi dalam infiltrasi pasukan Inggris di Tanah batak yang akan berprofesi sebagai pendeta agar tidak terlalu mendapat penolakan di sebagian besar mayarakat Batak yang telah menganut agama Parmalim, agama S.M. Raja, di pusat-pusat Kerajaan Batak.

1823-1824 M
Pertahanan benteng SM Raja di Humbang, yang ‘splendid isolation’ dan tertutup untuk pihak-pihak tidak resmi, sangat kuat dan tidak dapat disusupi, pelabuhan Barus bebas dari penyusup.. Tim tersebut hanya berhasil masuk melalui pantai Sibolga dan daerah Angkola yang mayoritas penduduknya Muslim dan terbuka. Burton dan Ward berhasil memasuki Tanah Batak, melalui pelabuhan Sibolga tempat beberapa komunitas Inggris menetap berdagang, menyisir hutan belantara dan mencapai Lembah Silindung. Misi berhasil. Namun ketika akan menyusup ke Toba, pusat kehidupan sosial masyarakat Batak, Ward memberikan instruksi untuk mundur. Epidemik Kolera masih mengganas di Toba dan Humbang. Burton dan Ward mundur ke Sibolga. Dari sini ‘character assasination’ terhadap panglima-panglima Padri dilancarkan.
Perseteruan antar penjajah untuk menguasai Tanah Batak muncul. Belanda menggantikan posisi Inggris di Tapanuli, sesuai ‘Traktat London’. Pendeta-pendeta Inggris diusir. Mereka yang sudah berhasil memasuki wilayah privasi para Panglima tersebut dituduh bersekongkol dengan Padri.

Sejarah Tanah Batak

Dalam Kitab Pujasastra Nagarakretagama (Negarakertagama dalam istilah yang lebih umum disebut saat ini), yang disusun oleh Mpu Prapanca pada abad ke 14 (tahun 1365 M), khususnya pada Pupuh 13-14, diuraikan berbagai negara bawahan taklukan Kerajaan Majapahit. Diantaranya pada Pupuh 13, tersebut dengan jelas beberapa wilayah yang saat ini dikenal dengan sebutan etnis Batak.

saduran Terjemahan dari Kitab Nagarakretagama tersebut khususnya Pupuh 13 dan Pupuh 14, adalah sebagai berikut :

Pupuh 13

1. Terperinci demi pulau negara bawahan, paling dulu Melayu:
Jambi, Palembang, Toba dan Darmasraya pun ikut juga disebut Daerah Kandis, Kahwas, Minangkabau, Siak, Rokan, Kampar dan Pane Kampe, Haru serta Mandailing, Tamihang, negara Perlak

2. Padang Lwas dengan Samudra serta Lamuri, Batan, Lampung dan juga Barus. Itulah terutama negara-negara Melayu yang telah tunduk.
Negara-negara di pulau Tanjungnegara : Kapuas-Katingan, Sampit, Kota Ungga, Kota Waringin, Sambas, Lawai ikut tersebut.


Pupuh 14

1. Kadandangan, Landa, Samadang dan Tirem tak terlupakan. Sedu, Barune, Kalka, Saludung, Solot dan juga Pasir Barito, Sawaku, Tabalung, ikut juga Tanjung Kutei. Malano tetap yang terpenting di pulau Tanjungpura.

2. Di Hujung Medini, Pahang yang disebut paling dahulu. Berikut Langkasuka, Saimwang, Kelantan serta Trengganu Johor, Paka, Muar, Dungun, Tumasik, Kelang serta Kedah Jerai, Kanjapiniran, semua sudah lama terhimpun.

3. Di sebelah Timur Jawa seperti yang berikut: Bali dengan negara yang penting Badahulu dan Lo Gajah. Gurun serta Sukun, Taliwang, pulau Sapi dan Dompo Sang Hyang Api, Bima. Seran, Hutan Kendali sekaligus.

4. Pulau Gurun, yang juga biasa disebut Lombok Merah. Dengan daerah makmur Sasak diperintah seluruhnya. Bantayan di wilayah Bantayan beserta kota Luwuk. Sampai Udamakatraya dan pulau lain-lainnya tunduk.

5. Tersebut pula pulau-pulau Makasar, Buton, Banggawi, Kunir, Galian serta Salayar, Sumba, Solot, Muar. Lagi pula Wanda (n), Ambon atau pulau Maluku, Wanin, Seran, Timor dan beberapa lagi pulau-pulau lain.


Sumber :
Buku tafsir Sejarah Nagara Kretagama, Prof Dr. Slamet Muljana, Penerbit LKIS,Yogyakartam edisi cetakan 2006.
----------------------------------------------------------------------------------


Dari Pupuh 13 butir 1 dan 2 di atas, terlihat dengan jelas beberapa nama wilayah yang oleh para ahli etnologi dan budaya serta ahi linguistic saat ini diklasifikasikan sebagai bagian dari rumpun besar etnis Batak.
- Toba,
- Pane Kampe,
- Haru,
- Mandailing,
- Padang Lwas (Padang Lawas),
- Samudra (Samudra Pasai / Gayo),
- Lamuri (Alas).
- Barus.

Untuk diketahui, berdasarkan uraian kitab Nagarakretagama ini pula dikatahui bahwa sebelumnya seluruh wilayah di atas bersama dengan wilayah lain seluruh isi pada Pupuh 13 butir 1 & 2, pada mulanya adalah wilayah taklukan Kerajaan Melayu (diperkirakan adalah Kerajaan Sriwijaya).

Dengan penaklukan secara militer kerajaan Melayu oleh Majapahit, maka secara otomatis kerajaan-kerajaan taklukan / bawahan di bawahnya ikut menjadi bawahan dari Kerajaan Majapahit yang berpusat di sekitar Jawa Timur. Berdasarkan cerita rakyat, tambo, legenda, dan prasasti local di bebrbagai daerah di Sumatera sering juga ditemukan kisah ekspedisi militer angkatan laut ataupun angkatan darat Majapahit ke daerah-daerah di atas secara terpisah dalam garis komando penaklukan wilayah secara bertahap.

Secara historical didapatkan informasi sejarah otentik bahwa pada abad ke 14 M di wilayah Sumatera Bagian Utara mulai dari Tanah Gayo (Samudera Pasai), Alas, Singkil, Barus, Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Padang Lawas telah didapatkan beberapa kerajaan beretnis Batak kuno. Walaupun tidak jelas secara historical apakah mereka memang pada saat itu telah menggunakan bahasa-bahasa Batak atau bahasa-bahasa kuno lain yang kemudian menjadi cikal bakal bahasa-bahasa berbagai etnis Batak.

Hal itu juga menunjukkan bahwa sesungguhnya sejarah bangsa Batak sudah dimulai jauh sebelum abad ke 14 M. Dalam arti peradaban etnis Batak sebagai bangsa berbudaya non suku primitive telah lama diketahui. Sehingga boleh dikatakan bahwa bangsa Batak dan bangsa-bangsa taklukan lainnya di atas, sesungguhnya telah menjadi bangsa dengan system pemerintahan, adat, dan budaya tinggi sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini berbeda dengan beberapa suku primitive lain yang kemudian baru dinaikkan harkatnya sebagai manusia dari dunia primitive sejak jaman Belanda atau jaman Kemerdekaan Republik Indonesia.


Hubungan Kitab Nagarakretagama dengan Arsip Bakkara

Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah bila kita jeli melihat data sejarah tertulis dari Kitab Nagarakretagama di atas, maka akan semakin terbuka wawasan kita akan hubungan tulisan di atas dengan Arsip Bakkara. Arsip Bakkara adalah Kitab Kuno tertulis dari sejarah Kerajaan Batak yang terdiri dari 24 jilid yang tebal-tebal dan lebar. Ditemukan di Bakkara peninggalan Raja Sisingamangaradja X dari Dinasti Raja-raja Sisingamangaradja yang bermarga Sinambela. Dalam arsip ini dituliskan bahwa di masa sebelumnya ada Kerajaan Batak kuno yang telah memerintah selama 104 generasi raja-raja dari Dinasti Sorimangaradja yang bermarga Sagala. Dinasti Sisingamangaradja dari marga Sinambela adalah pelanjut dari Dinasti Sorimangaradja bermarga Sagala.

Selain itu juga banyak peninggalan sejarah dan catatan kuno kerajaan-kerajaan Batak lainnya yang lebih kurang sejaman, seperti Haru, Mandailing, Samudra Pasai, Pane, Barus, dll yang menunjukkan bahwa pada masa yang relative bersamaan di wilayah tersebut telah ada kerajaan-kerajaan beretnis Batak kuno lainnya.


Kota Barus sudah disebutkan sebagai Pelabuhan sejak Ratusan tahun sebelum Masehi.

Itu menunjukkan bahwa keberadaan Kerajaan Batak sudah mencapai lebih dari 2000 thn, bila mengestimasi masa usia berketurunan setiap generasi adalah rata-rata usia 25-30 thn. Ini juga berarti sejarah tidak berbohong dalam menuliskan bahwa Kota Barus sebagai salah satu kota pelabuhan international telah disebutkan oleh Ptelomeus beberapa ratus tahun sebelum masehi. Bila dipercaya bahwa penduduk kota Barus saat itu adalah dari etnis Batak, maka tidak diragukan lagi bahwa orang Batak sudah berbudaya sejak lama.


Hubungannya dengan Keberadaan Si Radja Batak

Terkait sejarah di atas, maka beberapa hubungan silsilah orang Batak khsususnya Toba tentang asal mula mereka dari Si Radja Batak menjadi agak terpinggirkan. Sebab bila menghitung urutan generasi dari Tarombo Batak hingga generasi saat ini didapatkan data bahwa masa hidup Si Radja Batak adalah kurang lebih sama dengan masa pendudukan Majapahit tersebut di atas, atau kalau diestimasi lebih kuno lagi pada masa pendudukan Sriwijaya.

Sehingga beberapa ahli sejarah menduga bahwa Si Radja Batak sesungguhnya adalah seorang Raja vassal yang dikirim oleh Kerajaan Sriwijaya atau bisa juga oleh Majapahit untuk memerintah di Tanah Batak Toba. Pada saat itulah dimulai perhitungan awal generasi etnis Batak di Sumatera Utara, khususnya di Toba. Dalam perkembangannya terjadi proses Batakisasi kepada etnis lain yang menjadi rakyatnya atau di sekitarnya dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Pada akhirnya semua terhimpun menjadi Suku Batak dengan berbagai puak-puaknya karena sebab penaklukan dan hubungan perkawinan. Menurut para ahli hal ini bukan tidak mungkin, karena ditemukan banyak peninggalan Candi dan peninggalan kuno bercorak Hindu & Budha, misalnya di Portibi Tapsel, Padang Lawas, serta didapatkan juga di Tanah Simalungun. Saat ini di daerah-daerah tersebut semuanya dihuni oleh etnis yang mengusung budaya-budaya varian Batak, sehingga hampir tidak terlihat korelasinya dengan peninggalan sejarah tersebut.


Pendapat lain Kemungkinan Masa Kehidupan Si Radja Batak

Bila mengacu peninggalan otentik sejarah tertulis dan mengadopsi keberadaan Tarombo Batak mengenai eksistensi Si Radja Batak, beberapa pakar lain menduga bahwa telah terjadi missing link dari generasi Si Radja Batak kepada generasi awal mula terbentuknya marga selama ratusan tahun. Menilik sejarah, diperkirakan tahun kehidupan Si Radja Batak bila memang ada dan bukan sekedar cerita legenda saja, maka tentulah beliau hidup beberapa abad sebelum Masehi.

Hal ini dikemukana dengan memperhatikan bahwa salah satu keturunannya yaitu Marga Sagala dari belahan garis Guru Tateabulan telah menjadi maharaja Batak selama lebih dari 100 generasi dalam Dinasti Sorimangaradja. Dinasti ini kemudian digantikan oleh Dinasti lain yaitu Sisingamangaradja dari marga Sinambela yang berasal dari belahan keturunannya yang kedua yaitu Raja Isombaon.

Ini berarti telah terjadi kehilangan Link yang sangat panjang dalam sejarah silsilah Suku Batak. Kemungkinannya adalah bahwa sebagian besar pemakaian nama marga memang baru terbentuk dalam selang waktu berabad-abad dari beberapa marga lainnya. Sehingga saat memulai system Tarombo pada masa itu, mereka langsung mengkaitkannya dengan Si Radja Batak sebagai asal muasal keturunan Suku Batak. Padahal ada selang generasi yang sangat panjang antara tahun kehidupan Si Radja Batak dengan awal mula perhitungan tarombo yang berkisar dimulai lebih kurang abad ke-12 M -13 M. Hal ini ditemukan bila melihat garis filiasi mayoritas marga Batak yang ada saat ini umumnya baru mencapai bilangan belasan hingga puluhan saja.

Masih perlu penelitian lebih jauh dan akurat hingga dapat ditemukan perpaduan data sejarah yang benar-benar otentik dengan tarombo yang pada dasarnya juga merupakan peninggalan sejarah bagi setiap marga pengusungnya.

Yesus dan Allah adalah satu?

"Aku dan Bapa adalah satu.” (Yoh 10:30) Tidak ada bukti baik disisi manapun ayat itu dijadikan bukti bahwa yesus adalah tuhan. Ayat ini bermula ketika yesus berjalan jalan di serambi salomo. Lalu orang-orang yahudi mencegat dan mengintrogasi seputar bukti bahwa yesus adalah mesias yang dijanjikan.
10:25 Yesus menjawab mereka: “Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku,
10:26 tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku.
10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
10:29 Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.
Esensinya yesus mengatakan bahwa dirinya sudah membuktikannya dengan keajaiban dan mukjizat yang dilakukan beliau atas nama Bapa, namun Yahudi tetap saja tidak percaya karena pada dasarnya kaum Yahudi tersebut sama sekali tidak mau mengakui Yesus, untuk itu Yesus menyatakan bahwa memang mereka adalah penentangnya, menentang ajaran yang disampaikannya sambil menyatakan bahwa orang yang mengikutinya akan selamat dunia dan akherat, terakhir beliau menegaskan bahwa keselamatan dunia akherat tersebut merupakan kekuasaan Bapa, yang lebih besar dari siapapun.
Maka cerita ini dipertegas dengan kalimat ἐγὼ καὶ ὁ πατὴρ ἕν ἐσμεν
egô {Aku} ka i{dan} ho patêr {Bapa itu} hen {satu} esmen{kami adalah}
Bahasa Yunani Perjanjian Baru menggunakan tiga kata yang diterjemahkan dengan satu yaitu εις – HEIS (maskulin), μια – MIA ( feminim), dan εν – HEN. Kata heis diartikan sebagai kata maskulin yang digunakan untuk angka secara berurutan.
Contoh ayat:
ἀρξαμένου δὲ αὐτοῦ συναίρειν προσήχθη / προσηνέχθη εἷς (Matius 18:24)
KJV- And when he had begun to reckon, one was brought unto him, wich owed him ten thousand talens(Matthew 18:24)
LAI- Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya satu orang yang berutang sepuluh ribu talenta (Matius 18:24)
tetapi kata MIA tidak digunakan untuk menghitung secara berurutan, melainkan menerangkan kuantitas nomina
contoh ayat:
ὥστε οὐκέτι εἰσὶν δύο ἀλλὰ σὰρξ μία. ὃ οὖν ὁ θεὸς συνέζευξεν ἄνθρωπος μὴ χωριζέτω. (Matius 19:6)
KJV- wherefore they are no more twain but one flesh. What therefore God hath joined together, let not man put asunder(Matthew 19:6)
LAI-Demikian pula mereka bukan lagi dua , melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia(Matius 19:6)
Jadi kedua kata ini digunakan untuk nomina, hanya perbedaanya adalah kata MIA tidak digunakan untuk menghitung, kedua kata ini dapat dibandingkan dengan kata ibrani יחיד – YAKHID atau kata arab واحد
WAHID.
Sedangkan kata en berarti netral senantiasa berhubungan dengan hakekat, natura, tidak pernah merujuk kepada satu oknum atau satu pribadi. Strong G1722
Dalam alih bahasa yunani-Ibrani sebagian besar orang Kristen mengkaitkan kata hen dengan kata אחד – ‘EKHAD hanya karena arti ekhad adalah satu dalam konteks ketuhanan .
Dilihat dari obyeknya kata ekhad terbagi menjadi 2:
1. Hanya satu obyek(only)
Contoh ayat:
* Ulangan 6:4
שמע ישראל יהוה אלהינו יהוה אחד
Translit interlinear, SYEMA’ {dengarlah} YISRA’EL {Israel} YEHOVAH {YHVH dibaca Adonai, TUHAN} ‘ELOHEINÛ {Allah kita} YEHOVAH {YHVH dibaca Adonai, TUHAN} EKHAD {esa}
• King James Version, “Hear, O Israel: The LORD our God is one LORD:”
• New International Version, “Hear, O Israel: The LORD our God, the LORD is one.”
• The Living Torah, “Shma Yisra’el Adonay Eloheynu Adonay Echad.” – “Listen, Israel, God is our Lord, God is One.”
• Tanach Stone Edition, “Hear, O Israel: HASHEM is our God, HASHEM is the One and Only.”
Kata YEHOVAH sebagai obyek/ satu obyek saja menunjukan ke tunggalan.
2. Dua obyek atau lebih dalam kesatuan(unity)
Contoh ayat:
*
Kejadian 1:9
ויאמר אלהים יקוו המים מתחת השמים אל מקום אחד ותראה היבשה ויהי כן׃
And God said, Let the water under the heaven be gathered together unto one place, and let the dry land appear and it was so.
Translit Interlinear,VAYOMER{berfirmanlah}ELOHIM{Allah}YIKAVU’{hendaklah}HAMAYIM{air}MITTAHAT’{dibawah}HASHAMAYIM{langit}EL{berkumpul}MAKOM{tempat }EKHAD{satu} VETERAE {sehingga terlihat}HAYABASHA{kering} VAYIHI{dan jadilah} KEN{demikian}
*Pengkotbah 7:27
רְאֵה זֶה מָצָאתִי אָמְרָה קֹהֶלֶת אַחַת לְאַחַת לִמְצֹא חֶשְׁבֹּון׃
Behold, this have I found, said the preacher, counting one by one, to find out the account:
Translit interlinear,REE{lihatlah} ZE{ini} MATZATI{yang kudapati} AMERA{kata pengkotbah} KOHELET{sementara } AHHAT{menyatukan} LE AHHAT{yang satu} LIMTZO{dengan} HHESHBON{yang lain}
*Kejadian 2:21
וַיַּפֵּל יְהוָה אֱלֹהִים ׀ תַּרְדֵּמָה עַל־הָאָדָם וַיִּישָׁן וַיִּקַּח אַחַת מִצַּלְעֹתָיו וַיִּסְגֹּר בָּשָׂר תַּחְתֶּנָּה
And the Lord God caused a deep sleep to fall upon adam, and he slept: and took one of his ribs, and closed up the flesh instead thereof
Translit Interlinear,VAYAPEL{lalu} YEHOVAH{dibaca Adonai} ELOHIM{allah} TARDEMA{membuat} AL HAADAM{adam} VAYISHAN{tertidur nyenyak} VAYIKAHH{lalu Dia mengambil} AHHAT {satu}MITZALOTAV{dari rusuknya} VAYISGHOR{lalu menutup} BASYAR{daging} TAHHTENA{tempat itu}
Salah satu rusuk berarti satu dari kumpulan atau kesatuan.
Jika kata ekhad dikorelasikan dengan kata hen maka arti hen adalah sebuah kesatuan,
*Yohanes 10:30
ἐγὼ καὶ ὁ πατὴρ ἕν ἐσμεν.
Interlinear, egô {Aku} ka i{dan} ho patêr {Bapa itu} hen {satu} esmen{kami adalah}
Dua obyek menjadi satu atau kesatuan.
*Matius 6:29
λέγω δὲ ὑμῖν ὅτι οὐδὲ Σολομὼν ἐν πάσῃ τῇ δόξῃ αὐτοῦ περιεβάλετο ὡς ἓν τούτων.
Interlinear, lego{aku berkata} de umin{kamu} hoti{kepada} oude Solomon{salomon} en{di} pash{setiap} ho doxh{setiap kemegahan} autou{darinya} periebaleto{tidak berpakaian}hos{seperti}en {satu}touton{dari bunga itu}
LAI-namun Aku berkata kepadamu: salomo dalam segala kemegahnyapun tidak berpakain seindah salah satu dari bunga itu
Satu dari beberapa obyek atau kesatuan.
*Matius 5:29
εἰ δὲ ὁ ὀφθαλμός σου ὁ δεξιὸς σκανδαλίζει σε ἔξελε αὐτὸν καὶ βάλε ἀπὸ σοῦ· συμφέρει γάρ σοι ἵνα ἀπόληται ἓν τῶν μελῶν σου καὶ μὴ ὅλον τὸ σῶμά σου βληθῇ εἰς γέενναν.
Translit interlinear, ei{jika}de o ophtalmos sou{matamu} o dexios{yang kanan} skandalizei{menyesatkan} se{kamu} atin auton{buanglah itu} kai{dan} bale{buanglah} apo sou {darimu}sumpherei{itu lebih baik}gar{bagi} soi{kamu} ina{itu} apolhtai{hancur} en{satu} ton{dari} melon{anggota tubuh} sou{kamu} kai{dan} mh{jika tidak}holon{seluruh} to soma sou{tubuhmu} blehthe{masuk}eis{dalam} geennan{neraka}
jadi kata hen adalah satu yang bermakna” kesatuan”
Apa Arti dari Kesatuan?
Untuk menghindari kesalah pahaman arti dari kesatuan dalam konteks ayat ini atau malah inkonsisten antar statement yesus maka simak korelasi ayat berikut ini:
*kejadian 2:24
על כן יעזב איש את אביו ואת אמו ודבק באשתו והיו לבשר אחד׃
KJV-Therefore shall a man leave his father and his mother, and shall cleave unto his wife: and they shall be one flesh.
Translit interlinear AL KEN{sebab itu}YAAZZAV-EISH{seorang laki-laki meninggalkan}ETH-AVIV{ayahnya}VEET{dan}AMIOU{ibunya}VEDAVAK{dan bersatu}BEISTHOU{dengan istrinya}VEHAYYU{sehingga mereka}LEVASHAR{menjadi daging} EKHAD{satu}
Jika kata ekhad atau satu atau hen(dalam konteks PB) dalam ayat ini diartikan satu dalam arti monistik berarti seorang laki-laki=perempuan. Dengan kata lain seorang suami adalah seorang istri juga(co-equal)?
Tidak! Melainkan eksistensi kedekatan seorang suami dengan istri.
Begitu pula dengan ayat yohanes 10:30 , arti satu/kesatuan tidak boleh diartikan dalam pengertian monistik,panteism,atau panenteism. Apabila kata satu/kesatuan dalam konteks yoh 10:30 diartikan dalam pengertian monistik,panteistik maupun penenteistik maka yang terjadi adalah inkonsisten antar statement yesus atau interpolasi yang tendensius.
Yesus berkata:
Yohanes 17:11
και ουκ ετι ειμι εν τω κοσμω και ουτοι εν τω κοσμω εισιν και εγω προς σε ερχομαι πατερ αγιε τηρησον αυτους εν τω ονοματι σου ους δεδωκας μοι ινα ωσιν εν καθως ημεις
“Holy Father, protect them in your name that you have given me, so that they may be one, as we are one.”
Translit Interlinear- kai {adapun} ouk {tidak} eti {lama} eimi {Aku ada} hen {di dalam} tô kosmô {dunia} kai {tetapi} outoi {mereka} hen {didalam} tô kosmô {dunia} eisin {masih ada} kai {dan} egô {Aku} pros {kepada} se {Engkau} erkhomai {pergi} pater {ya Bapa} hagie {Yang Kudus} têrêson {peliharakanlah} autous {mereka} hen {dengan} tô onomati {Nama} sou {Mu} hous {yang} dedôkas {Engkau telah memberikan} moi {kepada-Ku} hina {supaya} ôsin {mereka} hen {satu} kathôs {sama} hêmeis {seperti kita}
* Yohanes 17:22
εγω εν αυτοις και συ εν εμοι ινα ωσιν τετελειωμενοι εις εν και ινα γινωσκη ο κοσμος οτι συ με απεστειλας και ηγαπησας αυτους καθως εμε ηγαπησας
And the glory which thou gavest me have given them that they may be one, even as we are one
Interlinear, kai {dan} egô {Aku} tên doxan {kemuliaan} hên {yang} dedôkas {Engkau telah memberikan} moi {kepadaKu} dedôka {telah memberikan} autois {kepada mereka} hina {supaya} ôsin {mereka menjadi} hen {satu} kathôs {sama seperti} hêmeis {kita} hen {satu} esmen{kita adalah}
dari kedua ayat itu terdapat kata “hina ôsin hen” dan “hêmeis hen esmen yang merupakan kata subkunjunktif/probabilitas, akan tetapi tidak menafikkan jika ayat ini diartikan secara monistik, maka dengan begitu, bisa diartikan murid dan yesus dan bapa adalah satu sehingga murid,yesus dan bapa sama dalam subtansi kedudukanya (co-equal)? Sekali lagi tentu saja tidak.
Ayat pendukung:
* Yohanes 17:21,23
ινα παντες εν ωσιν καθως συ πατερ εν εμοι καγω εν σοι ινα και αυτοι εν ημιν εν ωσιν ινα ο κοσμος πιστευση οτι συ με απεστειλας
Translit interlinear, hina {supaya} pantes {semua} hen {satu} ôsin {menjadi} kathôs {sama seperti} su {Engkau} pater {ya Bapa} hen {didalam} emoi {Aku} kagô {dan Aku} hen {didalam} soi {Engkau} ina {supaya} kai {juga} autoi {mereka} hen {didalam} êmin {kita} hen {satu} ôsin {berada} hina {supaya} ho kosmos {dunia} pisteusê {percaya} hoti {bahwa} su {Engkau} me {Aku} apesteilas {telah mengutus}
LAI-Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
εγω εν αυτοις και συ εν εμοι ινα ωσιν τετελειωμενοι εις εν και ινα γινωσκη ο κοσμος οτι συ με απεστειλας και ηγαπησας αυτους καθως εμε ηγαπησας
Translit interlinear, egô {Aku} hen {didalam} autois {mereka} kai {dan} su {Engkau} hen {didalam} emoi {Aku} hina {supaya} ôsin teteleiômenoi {mereka (boleh) dengan sempurna} eis {menjadi} hen {satu} kai {dan} ina {supaya} ginôskê {tahu} ho kosmos {dunia} hoti {bahwa} su {Engkau} me {Aku} apesteilas {telah mengutus} kai {dan} êgapêsas {Engkau telah mengasihi} autous {mereka} kathôs {sama seperti} eme {Aku} êgapêsas {Engkau telah mengasihi}
LAI-Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.
Kata hen emoi kago hen soi, Engkau didalam aku dan aku didalam engkau bermakna kesatuan. diperjelas pada ayat 23, pada kata ego hen autois kais u emoi dijelaskan dengan kata ina/supaya yang notabene merupakan perluasan frasa nomina dengan unsur penjelas, berarti kata kata itu bermakna
’Sesuatu’ dalam diri yesus sendiri, yang dipahami oleh yesus dalam keterpisahannya dari Realitas, bukanlah sesuatu dalam yang ber-ada, karena yesus adalah sesuatu yang(pasti) musnah/mati.
Apa yang sebenarnya ’didalam’ adalah aktualisasi dari salah satu mode dari Realitas. Jadi, Eksistensilah yang merupakan ’esensi’ sebenarnya dari sesuatu; dan apa yang selama ini dipersepsi orang kristiani sebagai esensi (mahiyyah){meminjam istilah sufistik dalam islam} sesuatu tidak lain merupakan aksiden untuk eksistensi
Kesimpulan
Statement yesus yang nengemukakan dirinya dengan bapa adalah satu bukan berarti kebersambungan substansial (substantial continuity) atau lebih sering disebut (co-equal)antara Tuhan dan ciptaan atau yesus dengan bapa, melainkan berarti kesatuan eksistensialisasi dan persepsi terhadapnya/kedekatan yesus dengan bapa. Sebab beberapa kali yesus mengatakan dirinya lebih rendah subtansi kedudukanya dengan bapa.
*Yohanes 14:28
ἠκούσατε ὅτι ἐγὼ εἶπον ὑμῖν· ὑπάγω καὶ ἔρχομαι πρὸς ὑμᾶς. εἰ ἠγαπᾶτέ με ἐχάρητε ἄν ὅτι πορεύομαι πρὸς τὸν πατέρα, ὅτι ὁ πατὴρ μείζων μού ἐστιν.
Ye have heard how said unto you, I go away, and come again unto you. If ye loved me ye would rejoice, because I said, I go unto the Father for my Father is greater than I.
Kamu telah mendengar, bahwa aku telah berkata kepadamu: aku pergi, teapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi aku, kamu tentu bersuka cita karena aku pergi kepada bapaku, sebab bapa lebih besar dari pada aku.

Silsilah Yesus kristus

IV. INJIL-INJIL DAN SAINS MODERN

SILSILAH KETURUNAN YESUS

Injil-Injil    hanya    mengandung    sedikit    sekali
kalimat-kalimat  yang  dapat  menimbulkan  pertentangan
dengan hasil-hasil Sains modern. Banyak  hikayat  dalam
Injil   yang   menggambarkan  mukjizat  tidak  mendapat
penafsiran  ilmiah.  Mukjizat-mukjizat  itu  ada   yang
berhubungan  dengan  orang  seperti  penyembuhan  orang
sakit (gila, buta, lumpuh, lepra, menghidupkan  Lazarus
yang  sudah  mati), dan ada pula yang mengenai fenomena
material, di pinggir batas hukum alam  (Yesus  berjalan
di  atas air, Yesus mengganti air jadi anggur). Hal-hal
tersebut mungkin hanya merupakan  fenomena  yang  wajar
tetapi dengan aspek yang luar biasa oleh karena terjadi
dalam waktu yang sangat  singkat  seperti  angin  topan
yang   berhenti   seketika,   pohon  tien  yang  kering
mendadak,  atau  seperti  mencari  ikan  secara  ajaib,
seakan-akan  seluruh  ikan  yang  ada  dalam  danau itu
berkumpul di tempat di mana jala dilempar.

Dalam kejadian-kejadian tersebut, Tuhan  campur  tangan
dengan  kekuasaanNya.  Kita  tidak usah keheran-heranan
bahwa Tuhan itu dapat  berbuat  hal  yang  mengherankan
bagi  manusia,  tetapi  bagi Tuhan merupakan hal biasa.
Ini tidak berarti  bahwa  seorang  yang  percaya  tidak
memerlukan  berhubungan  dengan  Sains.  Percaya kepada
mukjizat  dan  percaya  kepada   Sains   adalah   tidak
bertentangan.  Yang pertama adalah tahap ketuhanan yang
kedua adalah tahap kemanusiaan.

Secara pribadi saya dengan senang  hati  dapat  percaya
bahwa Yesus menyembuhkan orang sakit lepra, tetapi saya
tidak dapat menerima suatu teks yang dikatakan autentik
dan diwahyukan Tuhan sedangkan dalam teks tersebut saya
dapatkan  bahwa  antara  manusia  pertama  dengan  Nabi
Ibrahim  hanya  berselisih  waktu  20 generasi, seperti
yang dikatakan Injil Lukas (3, 23-28). Kita akan  lihat
sebentar  lagi  sebab-sebab yang membuktikan bahwa teks
Lukas, seperti juga teks Perjanjian  Lama  tentang  hal
yang sama, telah disusun menurut imajinasi manusia.

Injil  (seperti Al Qur-an) memberikan kita riwayat yang
sama mengenai  asal-usul  biologis  Yesus.  Membesarnya
Yesus  dalam  kandungan ibunya di luar hukum-hukum alam
yang umum bagi seluruh manusia. Biji telor dari  ibunya
tidak  memerlukan  bertemu  dengan  spermatozoid  bapak
untuk membentuk  suatu  embryo  yang  kemudian  menjadi
bayi.   Fenomena  yang  berakhir  dengan  dilahirkannya
seorang yang normal, tidak dengan  campuran  dan  unsur
lelaki,  dinamakan  parthenogenese. Dalam alam binatang
parthenogenese  dapat  terjadi   dengan   syarat-syarat
tertentu.   Seperti  halnya  serangga,  beberapa  hewan
invertebrata,   dan   secara   sangat   jarang,   dalam
jenis-jenis  burung  tertentu.  Di antara binatang yang
menyusui,  orang  dapat  mengadakan  percobaan   dengan
kelinci  yang  memperoleh perkembangan biji telor tanpa
campur tangan  spermatozoid  dan  menjadi  embryo  yang
sederhana  tetapi  orang  tidak dapat menemukan kelinci
yang  menunjukkan   parthenogenese   sempurna,   secara
eksperimental   atau   secara   natural.  Tetapi  Yesus
merupakan kasus parthenogenese. Ibunya  adalah  perawan
dan  tetap  perawan  serta  tidak mempunyai anak selain
Yesus: Yesus adalah kekecualian biologik.18

Silsilah keturunan Yesus

Dua silsilah keturunan yang terdapat dalam Injil Matius
dan   Injil   Lukas   menimbulkan   persoalan   tentang
kebenaran, persesuaian dengan  hasil-hasil  ilmiah  dan
juga persoalan "autentik atau tidak." Problema-problema
ini sangat menyulitkan ahli-ahli  tafsir  Kristen  oleh
karena  mereka  menolak  untuk melihatnya sebagai hasil
imajinasi  manusia;   Imajinasi   manusia   ini   telah
memberikan  inspirasi  kepada  para pengarang-pengarang
Sakerdotal (pendeta-pendeta) daripada Kitab Kejadian di
abad  VI  S.M. untuk silsilah keturunan manusia-manusia
pertama. Imajinasi manusia  itu  pulalah  yang  memberi
inspirasi  kepada  Matius  dan Lukas dalam hal-hal yang
kedua  pengarang  Injil  itu   tidak   mengambil   dari
Perjanjian Lama.

Yang   perlu  kita  perhatikan  adalah  bahwa  silsilah
keturunan laki-laki tidak ada artinya sama sekali  bagi
Yesus.  Jika  orang ingin memberikan silsilah keturunan
kepada Yesus, anak tunggal daripada Maryam, tanpa bapa,
maka  silsilah  keturunan  itu harus silsilah keturunan
Maryam,  ibunya.  Di  bawah  ini  adalah  teks  menurut
Terjemahan Ekumenik terhadap Bibel, Perjanjian Baru.

Silsilah   keturunan   menurut   Matius  terdapat  pada
permulaan Injilnya.

KITAB ASAL-USUL YESUS KRISTUS, ANAK DAUD, ANAK IBRAHIM

Ibrahim mempunyai anak Ishak
Ishak mempunyai anak Yakub
Yakub mempunyai anak Yuda dan saudara-saudaranya
Yuda mempunyai anak Phares dan Zara daripada Thamar
Phares mempunyai anak Esrom
Esrom mempunyai anak Aram
Aram mempunyai anak Aminabad
Aminabad mempunyai anak Naasson
Naasson mempunyai anak Salmon
Salmon mempunyai anak Booz daripada Rahad
Booz mempunyai anak Yobed daripada Ruth
Yobed mempunyai anak Yesse
Yesse mempunyai anak Nabi Daud
Daud mempunyai anak Suleman (dari istri Urie)
Suleman mempunyai anak Roboam
Roboam mempunyai anak Abia
Abia mempunyai anak Asa
Asa mempunyai anak Yosaphat
Yosaphat mempunyai anak Yoram
Yoram mempunyai anak Ozias
Ozias mempunyai anak Yoathan
Yoathan mempunyai anak Achaz
Achaz mempunyai anak Ezechias
Ezechias mempunyai anak Manasse
Manasse mempunyai anak Amon
Amon mempunyai anak Yosias
Yosias mempunyai anak Yechonias dan saudara-saudaranya

Kemudian terjadi pengasingan di Babylon.
Sesudah Pengasingan:

Yechonias mempunyai anak Salathiel
Salathiel mempunyai anak Zorobabel
Zorobabel mempunyai anak Abioud
Abioud mempunyai anak Eliakim
Eliakim mempunyai anak Azor
Azor mempunyai anak Sadok
Sadok mempunyai anak Akhim
Akhim mempunyai anak Elioud
Elioud mempunyai anak Eleazar
Eleazar mempunyai anak Mathan
Mathan mempunyai anak Yacob
Yacob mempunyai anak Yusuf, suami Maryam,
yang melahirkan Isa yang dinamakan Al Masih.

Jumlah generasi adalah 14 dari Ibrahim ke Daud, 14 dari
Daud hingga pengasingan di Babylon, 14 dari pengasingan
sampai Isa Al Masih.

Lukas (3, 23-38)  memberikan  silsilah  keturunan  yang
berlainan  dari silsilah Matius. Kita kutipkan di bawah
ini dari Terjemahan Ekumenik.

"Yesus pada permulaannya berumur kira-kira 30 tahun. Ia
adalah anak Yoseph, anak Heli anak Matthat, anak Levis,
anak  Melechi,   anak   Iannai,   anak   Yoseph,   anak
Matthatias,  anak  Amos,  anak  Naaum, anak Hesti, anak
Naggai, anak Maath, anak Mattathias, anak Semein,  anak
Yosech,   anak   Ioda,  anak  Ionam,  anak  Resa,  anak
Zorobabel, anak Salathiel, anak Neri, anak Melchi, anak
Addi,  anak  Kosam,  anak Elmadam, anak Er, anak Yesus,
anak Elieser, anak Yorim, anak Matthat, anak Levi, anak
Symeon,  anak  Yuda,  anak  Yoseph,  anak  Ionam,  anak
Eliakim, anak Melea, anak Menna,  anak  Mattalha,  anak
Natham,anak  David,  anak Yesse, anak Iobed, anak Boos,
anak Sola, anak Naasson,  anak  Aminabad,  anak  Admin,
anak  Arni,  anak  Esrom,  anak Phares, anak Yuda, anak
Yacob, anak  Isaac,  anak  Abraham,  anak  Thara,  anak
Nachor,  anak  Serauch,  anak  Ragau, anak Phalek, anak
Eber, anak Sala, anak Kainam, anak Arphaxad, anak  Sem,
anak  Noe,  anak  Lamech,  anak Mathausala, anak Enoch,
anak Iaret, anak Maleleel, anak Kainam, anak Enos, anak
Seth, anak Adam, anak Allah."

Silsilah-silsilah   tersebut   alcan  Icelihatan  lebih
terang  jika  kita  gambarkan  dua  daftar  yang   satu
menggambarkan  silsilah  sebelum  David,  dan yang satu
lagi menggambarkan silsilah sesudah David.

SILSILAH YESUS SEBELUM DAVID

Menurut Matius                   Menurut Lukas

                               1. Adam
                               2. Seth
                               3. Enos
                               4. Kainam
                               5. Maleleel
                               6. Zaret
                               7. Enoch
Matius tidak menyebutkan         8. Mathausala
sesuatu nama sebelum             9. Lamech
Abraham                         10. Nae
                              11. Sem
                              12. Arphaxad
                              13. Kainam
                              14. Sala
                              15. Eber
                              16. Phalek
                              17. Ragau
                              18. Serauch
                              19. Nachor
                              20. Thara
1. Abraham                     21. Abraham
2. Isaac                       22. Isaac
3. Yacob                       23. Yacob
4. Yuda                        24. Yuda
5. Phares                      25. Phares
6. Esrom                       26. Esrom
7. Aram                        27. Arni
                              28. Admin
8. Aminabad                    29. Aminabad
9. Naasson                     30. Naasson
10. Salmon                      31. Sala
11. Booz                        32. Booz
12. Yobed                       33. Yobed
13. Yesse                       34. Yesse
14. David                       35. David

       Silsilah Yesus Sesudah David

Menurut Matius                   Menurut Lukas

14. David                       35. David
15. Salomon                     36. Natham
16. Roboam                      37. Matlatha
17. Abia                        38. Menna
18. Asa                         39. Melea
19. Yosaphat                    40. Eliakim
20. Yoram                       41. Ionam
21. Azias                       42. Yoseph
22. Yoathan                     43. Yoda
23. Achaz                       44. Symeon
24. Ezechias                    45. Levi
25. Manasse                     46. Matthat
26. Amon                        47. Iorim
27. Yosias                      48. Elieser
28. Yechonias                   49. Yesus
                              50. Er
Pengasingan di Babylon          51. Elmadam
                              52. Kosam
29. Salathiel                   53. Addi
30. Zorobabel                   54. Melchi
31. Abioud                      55. Neri
32. Eliakim                     56. Salathiel
33. Azor                        57. Zorobabel
34. Sadok                       58. Resa
35. Akhim                       59. Ionan
36. Eliaud                      60. Ioda
37. Eleazar                     61. Iosech
38. Mathan                      62. Semein
39. Yacob                       63. Malthatheas
40. Yoseph                      64. Maalh
41. Yesus                       65. Naggar
                              66. Hesle
                              67. Naaum
                              68. Amos
                              69. Mattatheas
                              70. Yoseph
                              71. Iannai
                              72. Melchi
                              73. Levi
                              74. Matthat
                              75. Heli
                              76. Yoseph
                              78. Yesus


Perbedaan-Perbedaan Menurut Manuskrip dan dalam
Hubungannya dengan Perjanjian Lama

Dengan mengenyampingkan perbedaan tulisan
(orthographiq), kita sebutkan:

a). Injil Matius

Silsilah  keturunan  telah  hilang  dari  Codex   Bezae
Cantabrigiensis,  suatu  manuskrip  yang sangat penting
dari abad VI dalam dua bahasa, Yunani dan  Latin.  Yang
hilang  dan teks Yunani adalah seluruh silsilah, sedang
yang hilang  dali  teks  Latin  hanya  sebagian  besar.
Tetapi  hal ini mungkin hanya disebabkan oleh hilangnya
halaman-halaman pertama.

Perlu kita sebutkan kebebasan yang  sangat  besar  yang
ditunjukkan   oleh   Matius   dalam  sikapnya  terhadap
Perjanjian  Lama  yang  ia  potong  silsilahnya   untuk
keperluan  penyajian  dengan  angka (yang pada akhirnya
tidak ia lakukan seperti yang akan kita lihat)

b). Injil Lukas

1. Sebelum Nabi Ibrahim, Lukas menyebutkan 20 nama.
  Perjanjian Lama hanya menyebutkan 19 (silahkan lihat
  tabel keturunan Adam dalam bagian yang khusus untuk
  Perjanjian Lama, Lukas menambah sesudah Arphaxad (no.
  12) nama Kainam (no. 13) yang tak tersebut dalam Kitab
  Kejadian sebagai anak Arphaxad.

2. Dari Nabi Ibrahim sampai nabi Daud kita dapatkan
  14-16 nama menurut manuskrip.

3. Dari Nabi Daud sampai Nabi Isa.

Perbedaan yang sangat  penting  adalah  perbedaan  yang
terdapat   dalam   Codex   Bezae  Cantabrigiensis  yang
menisbatkan suatu silsilah khayalan  kepada  Lukas  dan
silsilah  itu  terdiri  dari silsilah Matius yang sudah
ditambah oleh orang yang bikin naskah dengan lima nama.
Sayang,  silsilah Injil Matius dalam manuskrip tersebut
telah  hilang,  sehingga  kita  tak  dapat   mengadakan
perbandingan.


PENYELIDIKAN KRITIK MENGENAI TEKS

Di  sini  kita  berhadapan  dengan  dua  silsilah  yang
mempunyai sifat yang sama, yakni mulai dari Ibrahim dan
Dawud.  Unttzk  memudahkan  penyelidikan ini, kita akan
menjadikan    silsilah    tersebut     menjadi     tiga
bagian-bagian:

   a. dari Adam sampai Ibrahim
   b. dan Ibrahim sampai Dawud
   c. dari Dawud sampai Yesus.

1. PERIODE DARI ADAM SAMPAI IBRAHIM

Matius yang memulai silsilahnya dari Ibrahim tidak  ada
hubungannya   dengan   periode   ini.   Lukas   memberi
keterangan tentang nenek moyang Nabi  Ibrahim  sehingga
Adam; 20 nama, diantaranya 19 nama terdapat dalam Kitab
Kejadian (fasal 4, 5 dan 11). Dapatkah  kita  gambarkan
bahwa  sebelum  nabi  Ibrahim  hanya  ada  19  atau  20
generasi manusia? Soal ini telah kita  selidiki  ketika
kita   membahas   Perjanjian   Lama.  Jika  kita  ingin
mendasarkan penyelidikan kita  kepada  tabel  keturunan
Adam  seperti  yang disebutkan dalam Kitab Kejadian dan
menerima angka waktu yang ditunjukkan oleh teks  Bibel,
kita  akan  mendapat  kesimpulan bahwa antara munculnya
manusia pertama  di  atas  bumi  dengan  lahirnya  Nabi
Ibrahim  terdapat  19  abad.  Orang memperkirakan bahwa
Nabi Ibrahim  hidup  sekitar  tahun  1850  S.M.  Dengan
begitu   maka  petunjuk-petunjuk  yang  terdapat  dalam
Perjanjian Lama menerangkan bahwa munculnya manusia  di
atas  bumi  terjadi  pada 38 abad sebelum Yesus. Nampak
sekali  bahwa  Lukas  memakai  bahan-bahan  ini   untuk
Injilnya.  Ia  menyebutkan suatu kekeliruan besar untuk
menerangkan mengapa ia  memakai  bahan-bahan  tersebut.
Kita  telah membaca argumentasi sejarah yang meyakinkan
yang mendorong kepada pikiran ini.

Hal-hal yang tersebut dalam Perjanjian lama  tak  dapat
diterima  lagi  pada  waktu  ini.  Bahan-bahan tersebut
termasuk dalam golongan "Caduc" (lemah) yang dinyatakan
oleh  Konsili  Vatikan  II.  Akan tetapi anggapan bahwa
para pengarang Injil  memakai  bahan-bahan  yang  tidak
sesuai  dengan Sains modern, merupakan suatu keterangan
yang sangat berbahaya bagi mereka  yang  mempertahankan
faham bahwa teks Injil adalah sesuai dengan sejarah.

Para  ahli tafsir merasakan bahaya ini. Mereka berusaha
untuk mengelakkan  kesulitan  dengan  mengatakan  bahwa
persoalannya  bukan  persoalan  silsilah yang sempurna,
bahwa ada  nama-nama  yang  ditinggalkan  oleh  penulis
Injil  dengan  sengaja, dan persoalan yang pokok adalah
untuk membuktikan dalam garis-garis  besar  atau  dalam
unsur-unsurnya yang penting suatu garis yang didasarkan
atas realistis sejarah. Disebutkan oleh A. Tricot dalam
bukunya:  Kamus  Kecil  tentang Perjanjian Baru, (Petit
Dictionnaire du Noaveau Testament).  Dalam  teks  Injil
tak  ada  yang  memungkinkan  penafsiran  semacam  itu,
karena teks itu teliti; A punya anak B, B punya anak  C
adalah  anaknya  B,  dan  B  adalah anaknya A. Dan lagi
mengenai periode sebelum Abraham,  para  penulis  Injil
mengambil  bahan dari Perjanjian Lama, di mana silsilah
itu diterangkan sebagai berikut:  X  pada  umur  sekian
mempunyai  anak  Y,  Y hidup sekian tahun dan mempunyai
anak Z. Jadi tak terdapat hal-hal yang putus.

Bagian  sebelum  Nabi  Ibrahim  dalam  silsilah   Yesus
menurut   Lukas   tidak   dapat   diterima  atas  dasar
pengetahuan modern.

2. PERIODE DARI ABRAHAM SAMPAI DAVID

Di sini, dua silsilah  itu  cocok  atau  hampir  cocok,
kecuali  dalam satu atau dua nama. Kesalahan yang tidak
disengaja daripada tukang-tukang naskah dapat dijadikan
alasan.

Apakah para penulis Injil benar mengenai periode ini?

Dawud  dikatakan hidup sekitar tahun 1000 S.M., Ibrahim
di sekitar tahun 1800-1850 S.M..

Apakah 14-16 generasi dapat hidup selama 8  abad?  Tapi
baiklah  kita  katakan  saja bahwa teks Injil, mengenai
periode ini,  masih  dalam  batas  hal-hal  yang  dapat
diterima

3. PERIODE SESUDAH DAVID

Sayang,  teks  tidak  mungkin  lagi  membuktikan  bahwa
Yoseph itu keturunan David.

Kita  tinggalkan  saja  pemalsuan  yang terang daripada
Codex Bezae Cantabrigiensis yang  mengenai  Lukas,  dan
marilah  mengadakan  perbandingan  tentang hal-hal yang
diriwayatkan oleh dua manuskrip yang sangat  terhormat,
yakni Codex Vaticanus dan Codex Sinaiticus.

Dalam  silsilah  Lukas,  kita  dapatkan 42 nama sesudah
David (no. 35) sampai Yesus (no.  77).  Dalam  silsilah
Matius  kita  dapatkan  27  nama sesudah David (no. 14)
sehingga Yesus (no.  41).  Dengan  begitu  maka  jumlah
nenek  moyang  Yesus  (fiktif)  sesudah David dalam dua
manuskrip terhormat tersebut berlainan. Nama-nama dalam
silsilah tersebut juga berlainan.

Tetapi  ada  lagi  yang  ajaib. Matius mengatakan bahwa
silsilah  Yesus  semenjak  Ibrahim  terdiri  dari  tiga
kelompok  dan  masing-masing  kelompok  terdiri dari 14
nama. Kelompok  pertama,  dari  Ibrahim  sampai  Dawud.
Kelompok  kedua,  dari Dawud sampai pengasingan. Sedang
kelompok ketiga, dari  pengasingan  di  Babylon  sampai
Yesus. Teks Matius memang memuat 14 nama dalam kelompok
pertama dan kedua, akan tetapi  dalam  kelompok  ketiga
(dari  pengasingan  di Babylon sampai Yesus) kita hanya
mendapatkan 13 nama dan  bukan  14  seperti  yang  kita
harapkan,    oleh   karena   tabel   yang   dikemukakan
menunjukkan bahwa Salathiel adalah nomer 29  dan  Yesus
nomor  41. Tidak ada riwayat yang berbeda dengan Matius
yang menyebutkan 14 nama untuk kelompok ketiga.

Akhirnya  agar  berhasil  mendapatkan  14  nama   dalam
kelompok kedua, Matius mempergunakan kebebasan terhadap
teks Perjanjian Lama. Nama-nama  daripada  6  keturunan
David yang pertama (no. 15 sampai 20) sesuai dengan apa
yang tersebut dalam Perjanjian Lama. Akan  tetapi  tiga
keturunan  Ioram  (no. 20) yang dikatakan dalam bab dua
daripada kitab Tawarikh dalam  Bibel  sebagai  Achazia,
Yoas  dan Amalsia, telah dihapuskan oleh Matius. Begitu
juga, Yechonias (no. 28) disebutkan oleh  Injil  Matius
sebagai  anak  Yosias  (no.  27),  padahal  dalam kitab
Raja-raja  yang  pertama   daripada   Perjanjian   Lama
terdapat nama Eliakim diantara Yosias dan Yechonias.

Dengan  ini  telah  terbukti bahwa Matius telah merubah
urutan silsilah yang  terdapat  dalam  Perjanjian  Lama
untuk   menonjolkan  suatu  kelompok  buat-buatan  yang
terdiri  daripada  14  nama,  antara  Nabi  Dawud   dan
pengasingan ke Babylon.

Sesungguhnya  kita tidak begitu heran mendapatkan bahwa
dalam  kelompok  ketiga  yang  disajikan  oleh   Matius
terdapat  satu  nama yang kurang, sehingga tak ada teks
Injil Matius yang  menyebutkan  42  nama  seperti  yang
Matius  umumkan,  hal  ini dapat saja dijelaskan dengan
mengatakan  bahwa   seorang   tukang   naskah   membuat
kesalahan.  Akan  tetapi  kita sangat heran karena para
ahli tafsir Injil bersikap  tutup  mulut  mengenai  hal
ini.  W. Trilling, berbeda dari para ahli tafsir Injil,
menulis satu baris mengenai hal tersebut dalam bukunya:
Injil  Matius.  "Sesung-.  guhnya  persoalan  ini tidak
boleh diabaikan  begitu  saja  oleh  karena  para  ahli
tafsir  Injil,  termasuk pengarang-pengarang Terjemahan
Ekumenik  dan  Kardinal  Danielou   telah   menunjukkan
pentingnya  simbol  3  kali  14 yang telah disebut oleh
Matius. Untuk menonjolkan hal tersebut, bukanlah Matius
sendiri telah menghilangkan beberapa nama yang tersebut
dalam Bibel agar berhasil pembuktiannya  tentang  angka
yang keramat itu."

Nanti akan kita lihat bahwa para ahli tafsir Injil akan
membentuk suatu apologetik (cara mempertahankan  agama)
dengan  membenarkan dihapuskannya beberapa nama, tetapi
mereka tergelincir mengenai kekurangan-kekurangan  nama
sehingga   mereka  tidak  berhasil  mencapai  hal  yang
diinginkan oleh Matius, si pengarang Injil.

4. TAFSIRAN PARA AHLI TAFSIR MODERN

Kardinal Danielou, dalam karangannya Les  Evangiles  de
l'enfance  (Injil Masa Kanak-kanak, terbit tahun 1967),
setuju dengan daftar angka yang dibuat oleh Matius  dan
mengatakan  bahwa  daftar tersebut mempunyai nilai yang
sangat tinggi, karena daftar itu  menunjukkan  silsilah
asal usul Yesus, yang juga-diterangkan oleh Lukas. Bagi
Kardinal  Danielou,  "Lukas  dan  Matius  adalah   ahli
sejarah yang telah mengadakan penyelidikan sejarah, dan
silsilah keturunan telah dikutip  dari  arsip  keluarga
Yesus."  Perlu diterangkan di sini bahwa arsip tersebut
tak pernah ditemukan orang.

Kardinal   Danielou,   menyerang    orang-orang    yang
mengkritik  pendiriannya  dengan kata-kata: "itu adalah
mental orang  Barat,  kebodohan  tentang  agama  Yahudi
Kristen,  ketidakadanya  perasaan  Semitik,  yang telah
menyesatkan  beberapa   ahli   tafsir   dalam   memberi
interpretasi    kepada    Injil.   Mereka   itu   telah
mempergunakan  kategori  Plato,  Descartes,  Hegel  dan
Heidegger.  Memang  ada  suatu yang keruh dalam pikiran
mereka." Sudah terang bahwa Plato, Descartes, Hegel dan
Heidegger  tidak  ada  hubungannya  dengan sikap kritik
terhadap silsilah keturunan yang bersifat khayalan.

Pengarang (Kardinal Danielou) menyelidiki arti 3  x  14
yang  disebutkan  Matius, dan membuat hipotesa-hipotesa
seperti berikut: "Mungkin  ada  hubungannya  dengan  10
minggu  yang  terkenal dalam hal-hal rahasia dari agama
Yahudi, tiga minggu pertama yang mirip  dengan  periode
dari  Adam sampai Abraham, harus dihilangkan. Tinggal 7
minggu; enam minggu pertama merupakan  tiga  grup  yang
masing-masing  terdiri  dari  14  nama, dan minggu yang
terakhir dimulai oleh Kristus yang memulai periode ke 7
daripada  Dunia."  Penjelasan  semacam  itu  tak  perlu
diberi komentar.

Ahli-ahli   tafsir    "Terjemahan    Ekumenik    Bibel"
-Perjanjian  Baru-  memberikan  pembelaan  dengan angka
yang tidak kita sangka.

Untuk angka 3 x 14 yang dikemukakan oleh Matius:

14, mungkin merupakan jumlah nilai huruf yang membentuk
nama  Dawud  dalam  bahasa  Ibrani  D  = 4, V = 6. Jadi
jumlahnya 4+6+4 = 14.

Bagi Lukas, Terjemahan Ekumenik memberikan 77 nama. Hal
ini  memberi peluang untuk mengatakan bahwa angka 7 itu
dasar. 7 x 11 = 77. Padahal kita sudah tahu bahwa  bagi
Lukas yang main hapus dan tambah, daftar yang memuat 77
nama itu sama sekali buat-buatan.

Silsilah Yesus dalam Injil-lnjil merupakan masalah yang
menimbulkan permainan kata-kata yang sangat menyolok di
antara  para  ahli  tafsir  Kristen,  dan  memang   hal
tersebut   adalah  sesuai  dengan  khayalan  Lukas  dan
Matius.

Kelahiran Yesus Menurut Matius

Di dalam Matius 1:18-25 dicatat: Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" - yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki, dan Yusuf menamakan Dia Yesus.
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.
Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, - karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud - supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: "Hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."
Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita." Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.