Kamis, 22 April 2010

Beberapa Peninggalan sejarah Batak, antara lain:

Ceremonial Textile (Ulos Ragidup), late 19th–early 20th century
Toba Batak people, Sumatra, Indonesia
Cotton; L. 42 1/2 in. (108 cm)
Gift of Ernest Erickson Foundation Inc., 1988 (1988.104.25)
Bahan tekstil mahakeramat orang Batak Sumatra utara ragidup ,yang artinya secara harafiah berarti “pola hidup.”
Baik selama maupun di luar kehidupan seorang individu, ragidup memainkan peranan penting.
Barangkali yang paling kritis terjadi kalau seorang wanita hamil dengan anak pertamanya.
Pada waktu ini, orang-tuanya biasanya memberikan dia ulos ragidup, atau ulos ni tondi atau “kain jiwa,” yang ,e,iliki kekuatan luar biasa untuk melindungi dia dan keluarganya seumur hidupnya.
Selama upacara, seorang spesialis dipanggil di atas untuk “membaca” kain, yang pola kompleksnya dikira meramalkan masa depan wanita.
Ragidup adalah juga elemen esensial di upacara perkawinan Batak, di mana dibelitkan pada ibu pengantin laki-laki oleh bapak pengantin wanita sebagai hadiah seremonial.
Di kematian, ragidup menyelimuti almarhum dan itu berlangsung dar tahun ke tahun, tulangnya di bungkus dan dimasukkan dlm kuburan sbagai acara ritual
Architectural Ornament, late 19th–early 20th century
Toba Batak people, Sumatra, Indonesia
Wood, paint; H. 13 1/2 in. (34.3 cm)
Gift of Fred and Rita Richman, 1988 (1988.143.68)
Di antara orang Batak Toba Sumatra utara, dgn rumah-rumah komunalnya , dan di beberapa areal yh masih ada, yang kaya dengan ukiran arsitektur yang berwarna merah, putih, dan hitam.
Ukiran yang bertunas bentuk geometris yang ditaburkan merupakan lambang yg dipakai kepala atau bilangan makhluk sejati atau luar biasa, yang diukir di putaran.
Walaupun akhirnya rumah dihiasi dengan tampilan singa (makhluk kombinasi yang menggambarkan wali gaib), pihak rumah sering diberi tanda jasa dengan kepala kuda, yang juga menjabat sebagai pelindung gaib.
Dalam keyakinan orang Batak Toba, nenek moyang yakin bahwa kuda dikira mempunyai kemampuan untuk memajukan individu.
Di atas tanah, mereka menjabat sebagai tanda kebesaran, sehingga hanya anggota kaya elite bisa memiliki mereka.
Container for Magical Substances (Perminangken [?]), 19th–early 20th century
Toba Batak people, Sumatra, Indonesia
Wood, Chinese trade ceramic; H. 13 1/2 in. (34.3 cm)
Gift of Fred and Rita Richman, 1988 (1988.124.2a,b)
Dulu, wadah untuk bahan gaip membentuk bagian pusat perlengkapan ritual spesialis yang dipercaya oleh orang batak toba pd umumnya (datu).
Sering sekali terjadi, dimana bejana keramik impor yang tertutup atau disumbat dengan kayu yang berukiran di daerah setempat, wadah seperti itu terutama dipergunakan untuk bertanam pukpuk, bahan gaib yang sangat kuat biasanya mendapat dari seorang korban pengasih yang dibunuh secara ritual.
Pukpuk dipergunakan untuk memeriahkan benda keramat, seperti tongkat ritual atau bilangan manusia, lewat dipakai ke yang permukaan atau dimasukkan ke dalam lubang di benda yang nanti dipropagandakan untuk menyegel kekuasaan dalam.
Sumbat wadah ini menggambarkan seorang penunggang yang menunggangi seekor binatang gaib dikenal sebagai singa.
Sering menggabungkan roman kuda, ular, kerbau, predator bangsa kucing besar, dan binatang lain, singa adalah makhluk kombinasi yang luar biasa yang menjabat sebagai pelindung gaib dan dihubungkan dengan kaum ningrat.
Sumber: www.metmuseum.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar