Jumat, 23 April 2010

Guru Tatea

SIAPAKAH GURU TATEA BULAN (NAI MARATA), SARIBURAJA, LIMBONGMULANA, SAGALARAJA, SILAURAJA DAN BORBOR MARSADA?

Latar Belakang
Tulisan ini dibuat karena belakangan ini penulis sering menemukan adanya salah pengertian atau kurangnya pengetahuan sejarah pada Generasi Muda Guru Tatea Bulan yang membentuk punguan marga dengan mengatasnamakan satu oppu saja sehingga cabang marga lain keluar dari punguan karena merasa oppu mereka tidak dihargai.
Pendahuluan
Berbicara tentang asal Bangso Batak merupakan suatu hal yang sangat kompleks, terlebih mengingat umur Bangso Batak telah mencapai ribuan tahun.
Dalam tulisan ini, penulis mengambil fokus pada tarombo dari keturunan Siraja Batak, khususnya ompu Guru Tatea Bulan.
Tarombo Bangso Batak
Secara garis besar, belahan atau cabang marga Bangso Batak dapat dibagi dalam dua bahagian, yaitu belahan Guru Tatea Bulan sebagai yang tertua dan kepada Raja Isumbaon (Raja Sumba).
Belahan Guru Tatea Bulan (atau Naimarata/Toga Datu)
Guru Tatea Bulan mempunyai lima (5) Putera dan lima (5) Puteri. Anak sulung Guru Tatea Bulan bernama Raja Uti, Sariburaja sebagai anak kedua, Limbongmulana anak sipaitonga, kemudian Sagalaraja dan Silauraja sebagai anak bungsu.
1. Rajauti
Raja Uti sebagai anak sulung juga dikenal dengan nama Raja Biakbiak; Raja Hatorusan; Raja Gumelengeleng..
Secara biologis tidak memiliki keturunan akan tetapi Bangso Batak mengatakan dangka do ranting, anak nihaha do anak ni anggi.
2. Sariburaja
Saribu raja mempunyai Dua orang anak yaitu:
a) Sirajalontung;
b) Siraja Borbor.
Dari siraja Borbor kemudian terbentuklah cabang-cabang marga Sariburaja: Pasaribu (Habeahan, Bondar, Gorat, Saruksuk), Lubis, Tanjung, Pulungan, Sipahutar, Batubara, Harahap, Matondang, Tarihoran, Parapat, Hutasuhut, Simargolang, Daulai, Rambe, Rangkuti, Sitangkar, Tinendung, Padang Batanghari, dlna.
Marga-marga tersebutlah yang disebut dengan Borbor marsada.
3. Limbongmulana
Keturunan Limbongmulana dikenal dengan nama Limbong. Marga ini terbagi dalam Tujuh (7) bagian akan tetapi mereka menggunakan Limbong sebagai marga mereka. Dengan demikian marga Limbong merupakan marga tertua dalam Bangso Batak. (Bedakan Marga Tertua dengan Tutur)
4. Sagalaraja
Keturunan Sagalaraja terbagi dalam tiga (3) bagian, akan tetapi seperti Limbong Mulana, mereka menggunakan Sagala sebagai marga mereka.
5. Silauraja
Berbeda dengan Limbong Mulana dan Sagalaraja, dari keturunan Silauraja terbentuk marga Malau (Nilambean dan Pase); Manik/Damanik; Ambarita dan Gurning.
Dari penjelasan sederhana tersebut diatas maka jelaslah bahwa:
1. Borbor Marsada adalah keturunan Sariburaja. Limbong Mulana, Sagalaraja dan Silauraja bukan merupakan bagian marga Borbor Marsada, sebab yang satu tingkat generasi dengan Limbong Mulana, Sagalaraja dan Silauraja adalah Sariburaja, ayah dari Siraja Borbor. Jika dalam tutur maka: Siraja Borbor memanggil Bapa Uda kepada Limbong Mulana, Sagalaraja dan Silauraja.
2. Dengan memasukkan Limbong Mulana, Sagalaraja dan Silauraja kedalam tingkat anak Borbor Marsada merupakan tindakan yang kurang tepat dan seolah-olah merupakan pengingkaran atas ketiga ompung tersebut.
3. Jika Limbong Mulana, Sagalaraja dan Silauraja masuk kedalam punguan Borbor Marsada, dikuatirkan dikemudian hari pomparan dari Limbong Mulana, Sagalaraja dan Silauraja kehilangan identitas dan jati diri mereka terlebih generasi muda sekarang sudah banyak yang tidak mengerti lagi akan budaya Bangso Batak.
Saran
1. Limbong Mulana, Sagalaraja dan Silauraja hendaknya mempertahankan nama ompung mereka untuk menunjukkan identitas mereka dan tetap merupakan satu kesatuan yang utuh dari Pomparan Guru Tatea Bulan. Biarkan mereka menjungjung nama ompung mereka sendiri.
2. Tampulon aek namarsabutuha, yang jika kita tarik dalam Punguan Guru Tatea Bulan; walaupun Limbong Mulana, Sagalaraja dan Silauraja berdiri sendiri sebagai punguan yang utuh tidak akan pernah mengingkari cabang marga Sariburaja sebagai hahadoli (atau Borbor Marsada) dan tetap sebagai dongan sabutuha.
3. Punguan Borbor Marsada dan punguan yang kurang mengerti dengan sejarah, terlebih punguan generasi muda yang jika didalamnya terdapat marga dari Limbong Mulana, Sagalaraja dan Silauraja mohon meninjau ulang nama punguan tersebut dan belajar sejarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar